Segala Sesuatu Yang ada Tidak ada Yang sia-sia,jadilah Inspirasi buat orang-orang disekitarmu.

Monday 7 February 2011

Rumput Tetangga

Hiduplah seorang pekerja keras, ia bukan dari kalangan atas namun hanyalah kalangan sederhana tapi hal itu tak membuat tekadnya sederhana juga, ia tak kenal lelah meski rintangan menghadang dan penghalang melintang. Ia terus berusaha untuk menyambung hidup, mengumpulkan kekayaan dan kejayaan, hal itu ia mulai dari nol hingga akhirnya apa yang telah ia usahakan membuahkan hasil, ia menjadi seorang yang sangat kaya raya. Namun, hingga suatu saat ia harus kembali pada-Nya.

Sebuah kehilangan yang sangat besar bagi keluarganya. Sebelum ia meninggal, ia telah menuliskan segala sesuatu tetang pembagian harta untuk kedua anaknya. Perjalanan hidupnya yang terus mengumpulkan kekayaannya sedikit demi sedikit sejak awal hingga akhir membuatnya mengetahui seluruh hartanya, ia kenal betul tentang apa-apa yang ia miliki. Oleh karena itu ia dapat membagi hartanya menjadi dua sama besar. Namun sayang seribu sayang, meskipun nilai materinya sama namun jenis-jenisnya yang berbeda membuat kedua anak menganggap harta yang dibagikan tidak sama besar. Anak yang satu dengan anak yang lain menganggap bahwa hartanya lebih sedikit sedangkan saudaranya diberi harta yang lebih banyak. Sungguh tidak adil.

Seusai penghormatan terakhir dilaksanakan untuk hartawan itu, kedua anak langsung beradu argumentasi tentang pembagian harta yang mereka anggap tidak adil. Tidak mau kalah keduanya, mereka masih sama-sama menganggap bahwa saudaranya mendapat bagian yang lebih besar. Keadaan makin panas, hingga salah seorang mengusulkan untuk menyelesaikan masalah ini secara hukum. Meskipun mereka adalah saudara tapi keduanya setuju bila hal itu dilakukan, seperti melupakan hubungan darah yang mereka miliki.

Pengadilan ini dipimpin oleh seorang hakim yang dikenal cerdas dan sangat pandai menangani kasus-kasus yang rumit sekalipun. Hakim pun mendengarkan kesaksian dari kedua anak tersebut secara teliti dan penuh kesabaran. Setelah itu, ia pun berpikir sejenak.

Dengan cerdik sang Hakim berkata "Tuliskanlah semua harta kekayaan yang dikatakan orang tuamu telah diwarikan pada kalian masing-masing. Semua, jangan sampai ada yang tertinggal karena harta yang tidak tercantum dalam tulisan tersebut akan menjadi milik umum" Demikian teliti keduanya menuliskan semua harta yang diwariskan kedalam daftar masing-masing.

Setelah keduanya selesai, sang hakim bertanya "Apakah kalian sudah yakin bahwa yang kalian tuliskan sudah lengkap?" Keduanya mengiyakan. Kemudian sang hakim meminta keduanya saling bertukar daftar dan memeriksa daftar saudaranya. Sang hakim bertanya kembali "Apakah kalian masih berpikir bahwa warisan saudara kalian lebih banyak dari yang kalian terima masing-masing?" Keduanya dengan waktu yang bersamaan menjawab tanpa ragu "Iya pak hakim" "Orang tua saya tidak adil. Ia pilih kasih, dan memberikan harta yang lebih banyak pada saudara saya melebihi apa yang diwariskan pada saya" kata anak yang pertama. "Tidak, dialah yang mendapatkan lebih banyak. Saya minta penyelesaian yang seadil-adilnya".

Sang hakim pun berkata "Baiklah karena kalian tetap berpikiran bahwa daftar harta yang dimiliki saudara kalian jauh lebih banyak dari daftar kalian sendiri maka silakan untuk saling menukarkan daftar masing-masing sehingga harta yang ada pada saudara kalian menjadi milik kalian". Keduanya pun setuju. Sungguh penyelesaian perkara dengan sangat sederhana. Hakim tersebut benar-benar mengecoh kedua anak yang tamak dengan keserakahan mereka sendiri.

sumber : http://coratcoret-kehidupan.blogspot.com/2010/08/rumput-tetangga.html

Rumput Tetangga Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Bona Pasogit
Post a Comment
Terima kasih sudah berkomentar